Farhah 'Adilla

Asw, ahlan wa sahlan di blog saya...tapi maaf yah bila belum complete maklum masih taraf pemula...untuk bunda-bunda di tekno segera posting segala comment or artikelnya yah

Kamis, 10 April 2008

pelangi di tanggal 30 maret 2008


Dear friend...

ingin kubagi kebahagiaan atau setitik warna pelangi untukmu....

Ahad, 30 Maret ketika aku mengisi liqo/taklim aku melihat ada gelagat yang aneh pada binaan ku....diluar sikap mereka tapi aku menyangka mungkin karena mereka ngantuk saja atau lapar maklum liqonya mulai jam 2an jam 2nya ngantuk dan lapar but setelah ditutup tiba-tiba salah satu dari mereka memberi surprise .... suatu hal yang benar-benar diluar dugaan sehingga terbersit rasa haru yang begitu luar biasa...mereka memberiku kue ulang tahun yang berwarna biru dan putih....Yaa Alloh berikanlah yang terbaik bagi mereka sebagaimana Engkau selalu memberikan yang terbaik untukku...Ya Alloh tak terasa usia telah bertambah mudah-mudahan aku tetap seperti pelangi yang senantiasa memberikan keindahan warna dimanapun dan bagi siapapun....

Sabtu, 29 Maret 2008

Sapu Tangan Lusuh

Malam bintang terang. Namun, cahaya itu tidak seterang kasih seorang ibu. Kasihnya tidak akan pernah usai sepanjang hayat kepada anak-anaknya.

Ibu saya sehari-hari adalah seorang penjaga kantin di sebuah SMP swasta di Bekasi. Dia juga membuat nasi uduk dan kue yang dititipkan di kantin dan warung-warung lain. Bangun pukul setengah empat pagi, baru beranjak ke peraduan pukul sebelas malam. Begitu terus, hidupnya dijalani tanpa mengeluh.

Penghasilan bapak yang tidak seberapa ditopang oleh hasil jualan ibu. Sejak SD sampai SMA, dari hasil jual kue itulah, saya dan adik-adik dapat uang saku. Saya jadi teringat Ibu A. Yani (janda alm. Jend. Ahmad Yani). Setelah Pak Yani meninggal karena dibunuh pada 1 Oktober 1965, Ibu Yani menghidupi keluarganya dari berjualan minyak tanah. Namun, beliau tak pernah malu atau gengsi. Justru, anak-anaknya kelak menjadi orang yang berhasil dalam pendidikan dan karir mereka.

Itulah yang menjadi kebanggaan saya terhadap sosok bunda. Gurat wajahnya yang telah mengerut menampakkan bahwa dia terlampau akrab dengan kerja kerasnya. Tangannya dipenuhi otot yang tampak ramah.

Jarang saya melihat dia pakai bedak, apalagi make-up. Seumur-umur, saya baru melihat bunda pakai make-up pada saat saya sudah beranjak dewasa. Itu pun pada saat saya diwisuda bersama ribuan wisudawan Unesa di Islamic Center, Surabaya sekian tahun yang lampau. Dia bilang ingin tampil cantik pada momen tersebut.

Setelah itu, kami sudah jarang bertemu. Saya memilih untuk menetap di Surabaya. Dalam setahun, kadang cuma sekali saya pulang ke Bekasi. Itu pun pas libur Lebaran atau Natal.

Meretas cinta itu tak pernah habis. Itulah ibu. Ketika berjanji untuk memperkenalkan calon pendamping hidup saya, saya berkesempatan bertemu dengan ibu lagi di Surabaya.

Beliau memberi sapu tangan kain lusuh kepada saya. Sampai di situ, saya masih belum mengerti makna yang tersingkap dari pemberian tersebut.

Bunda bilang bahwa sapu tangan itulah yang dia gunakan untuk mengompres saya saat mengalami kecelakaan motor yang membuat kaki saya patah pada 31 Desember 1998.

Setelah saya harus berpisah dengan orang tua pada akhir Agustus 1999 untuk kuliah di Surabaya, ternyata sapu tangan tersebut masih disimpan oleh bunda.

Kesibukan menjalani hari-hari pada masa kuliah seolah membuat saya menjadi jarang berkomunikasi dengan keluarga di Bekasi. Namun tidak dengan bunda. Sapu tangan itu tetap dia simpan untuk memendam kangennya pada saya. Hanya, saya sama sekali tidak menyangka sampai seperti itu. Saya sendiri baru tahu dua minggu lalu, saat memperkenalkan pujaan hati.

Setelah berkisah, bunda memberikan sapu tangan itu kepada saya dan merestui hubungan kami. Saya seakan tidak bisa berkata sepatah kata pun. Lidah ini terasa kaku. Hati bergetar karena terharu.

Bagaimana mungkin bahwa sapu tangan yang sudah lusuh itu masih disimpan sekian tahun hanya untuk memendam kangen pada anaknya?

Bukan kata-kata, tapi dengan sapu tangan lusuh itulah bunda menohok saya dengan cinta yang sederhana. Cinta tulus yang tak pernah berharap balasan dari siapa maupun anaknya sendiri sekalipun. Bintang itu terang.

Lewat sapu tangan lusuh tersebut, zaman boleh berubah. Tapi, cinta dan kerinduan seorang ibu tak bisa digerus waktu. Ia ada sampai kapan pun. Tak bisa dibalas dengan apa pun.

By : Eko Prasetyo (www.eramuslim.com)

Perempuan Berselendang Bintang

bagaimana aku bisa mendefinisikanmu
pada hari yang terus berlari

kucoba memadatkanmu dalam kata-kata indah
yang berserak di cakrawala
tapi tak pernah bisa
meski itu hanya tentang sepotong mata teduh,
senyum yang berayun,
atau sejejak dari berjuta langkahmu

lalu kupintal puisi-puisi kesturi
yang setia kau tumbuhkan dari sanubari
menjelma karpet merah
dengan limpahan mawar merekah
yang tak akan pernah selesai kau lintasi
di sepanjang jalan hidupmu, bunda

: hari ini kuberikan sebuah award
seumur hidup untukmu
kau tahu aku tak memejamkan mata sekian lama
untuk menjaring permata-permata langit itu
menyusunnya di atas selendang berwarna salju
membentuk namamu dengan tinta yang paling emas

kuselempangkan padamu
diiringi nada-nada vivaldi

penghargaan bunda teladan tahun ini
dan hingga tak terhingga tahun
atas cinta yang tak pernah berhenti
dari nadi
dan ketabahan menumbuhkan matahari
untuk semua yang kau tulis
yang kau ukir di dalam diriku
dan lekuk jiwa semesta

untukmu
perempuan berselendang bintang
Selalu ada matahari
bersamamu
meski kau lahir
dalam pelukan hujan

Di luar pelangi menari
menjulurkan tangga
kencana bagimu
disaksikan jutaan mata peri

Dimana sesungguhnya
alamatmu gadis kecil?
Jalan cinta,
jalan kebahagiaan sejatikah?

Dan doa pun berlimpah
dari semesta
bersama anggukan
kupu-kupu

by : Abdurrahman Faiz

Selasa, 25 Maret 2008

Puisi Terindah




Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)


Beranjak dewasa semakin aku memahami bahwa sebagai seorang bunda tidaklah mudah aku jadi teringat dengan puisi karangan faiz (bocah ajaib he....he....)

"Bunda engkau adalah puisi terindah yang Alloh berikan untukku"

Nasehatmu, senyum hangatmu yang selalu engkau sediakan untukku dikala aku sedih ataupun gembira...bunda dirimu pun selalu menyimpan kedukaanmu dan engkau tampakkan hanyalah kebahagiaan kepada anak-anakmu seakan engkau tak rela kami mengetahui bahwa menderita...ketika kami sakit bunda selalu disampingku...tak sanggup lagi untuk menuli tentang dirimu karena bunda terlalu indah untuk dilukiskan dengan kata-kata..hanya hati yang bisa merasakannya....

"Bunda engkau adalah malaikatku dan juga hadiah terindah sepanjang hidupku"

Senin, 24 Maret 2008

you're my best friend




Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)




sahabat,kau selalu dalam kenangan....

Selasa, 18 Maret 2008

Mama aku gak mau sekolah

kesel-kesel ....hari ini mama kembali maksain aku tuk les lagi...aku bosan....aku ingin berontak tapi gimana dunk...aku menangis,merengek...tak ada satupun yang peduli. Mama dan papa hanya berdalih "nak sebentar lagi mo masuk SD lho...nanti kalo pas tes ditanya pak guru g bisa jawab...mama kan jadi malu".

padahal aku tak ingin sekolah...aku kan masih 5 tahun aku ingin bermain lebih lama lagi..dan sekarang hari-hariku hanya terisi bimbel,omelan dan ambisi orangtua yang ingin tetap menjaga nama baik sehingga tidak perduli lagi apakah aku senang atau tidak.

hal ini bermula ketika mama asyik berbincang dengan tetangga sebelah yang memuji anaknya yang baru 5 tahun sudah lancar membaca dan akan dimasukkan ke sekolah favorit, dan ibu malu karena aku masih baru mengenal huruf dan kurang lancar membaca, sedangkan dalam matematika menulis angka aja aku belum lancar.

dan aku kasian dengan bunda di tempat lesku, bunda jadi kena "ceramah" dari mama yang ingin aku dalam waktu dekat ini bisa semuanya...wajah bingung dan memutar otak bagaimana untuk melejitkan diriku sehingga keinginan mama dapat terpenuhi tanpa harus memaksakan diriku...bunda, seandainya aku bisa berkata "bunda,tolong pahami aku"...